Pada pesta perkawinan Nora dan Andy,
ibu Nora memberi mereka sebuah buku tabungan. Di dalamnya berisi uang tabungan
sejumlah Rp 250.000.
Ia berkata, “Nora, terimalah buku
tabungan ini, gunakan sebagai buku catatan kehidupan perkawinanmu. Jika ada
suatu peristiwa bahagia atau yang patut dikenang, masukkan sejumlah uang
tabungan di dalamnya. Tulis kejadian yang engkau alami di baris catatan yang
ada di sampingnya. Semakin besar kenangan terhadap peristiwa itu, masukkan
lebih banyak uang dalam tabungan. Ibu sudah memulainya di awal pernikahanmu.
Lakukan selanjutnya bersama Andy. Kelak, saat engkau melihat kembali
tahun-tahun yang telah berlalu, engkau akan mengetahui betapa bahagianya kehidupan
perkawinan yang kalian miliki”.
Nora memberitahukan hal ini kepada
Andy. Mereka berdua setuju bahwa ini adalah ide yang sangat bagus dan mereka
jadi tak sabar menanti saatnya untuk memasukkan tambahan uang tabungan ke dalam
buku.
Setelah beberapa waktu, inilah yang
tercatat dalam buku tabungan mereka:
7 Februari
|
Rp 25.000
|
perayaan ultah pertama Andy setelah menikah
|
1 Maret
|
Rp 75.000
|
kenaikan gaji Nora
|
20 Maret
|
Rp 50.000
|
berlibur ke
|
15 April
|
Rp 500.000
|
Nora hamil
|
1 Juni
|
Rp 250.000
|
Andy dipromosikan… dstnya ….
|
Akan tetapi, setelah tahun-tahun
berlalu, mereka mulai beradu pendapat dan bertengkar bahkan untuk hal-hal yang
sepele, sehingga mereka sering saling diam. Mereka menyesal telah menikahi
orang yang paling menjengkelkan di dunia … tidak ada lagi cinta … sesuatu yang
tipikal di masa sekarang ini.
Suatu hari Nora berkata kepada ibunya,
“Ibu, kami tidak bisa bertahan lagi. Kami telah setuju untuk bercerai. Aku tak
bisa membayangkan bagaimana aku telah memutuskan untuk menikah dengan orang
ini!”.
Ibunya menjawab, “Baiklah, terserah
apapun yang kalian ingin lakukan jika memang sudah tidak bisa dipertahankan. Ingat buku tabungan yang ibu berikan saat pesta perkawinan kalian? Ambil
semua uangnya dan belanjakan sampai habis. Kalian tidak bisa terus menyimpan
catatan di buku tabungan itu untuk sebuah perkawinan yang kandas di tengah
jalan”.
Nora berpikir bahwa
itu benar. Jadi, ia pergi ke bank dan menunggu antrian ; ia berencana menutup
tabungannya. Sementara menunggu, ia melihat catatan-catatan yang tertuis di
buku tabungan dalam tangannya. Ia melihat dan membaca dan membaca. Kenangan
akan semua kebahagiaan dan sukacita di masa-masa yang telah lewat kembali
muncul di benaknya. Airmata menggenang dan perlahan menetes di pipinya. Ia
membatalkan niatnya, keluar dari bank dan pulang.
Sesampainya di
rumah, Nora memberikan buku tabungan kepada Andy dan memintanya untuk
memasukkan sejumlah uang ke dalam tabungan sebelum mereka bercerai.
Keesokan harinya,
Andy mengembalikan buku tabungan kepada Nora. Ada tambahan uang sebesar Rp
1.250.000 dengan catatan di sampingnya, “Ini adalah hari di mana aku menyadari
betapa aku mencintaimu sepanjang tahun-tahun yang telah kita lewati bersama. Betapa
besar kebahagian yang telah engkau datangkan bagiku”.
Mereka berdua
berpelukan dan menangis.
Buku tabungan
disimpan kembali di tempatnya semula.
Anda tahu berapa
uang yang terkumpul saat mereka memasuki masa pensiun? Saya percaya uang bukan
masalah lagi ketika mereka berhasil melalui tahun-tahun suka dan duka di
sepanjang kehidupan perkawinan mereka.
“Saat
engkau jatuh, jangan melihat tempat di mana engkau jatuh,
tetapi lihatlah tempat
di mana engkau pada mulanya tergelincir "
No comments:
Post a Comment