Banyak diantara kita yang tidak asing
lagi mendengar alunan lagu indah ini dan syair menyentuh hati yang dinyanyikan
oleh Maria Shandy.
Lagu yang pernah dijadikan soundtrack
sebuah sinetron di salah satu TV swasta ini ditulis oleh seorang pria yg
bernama Jason.
Dibalik kefenomenalan lagu ini
tersimpan sebuah kisah nyata .. kisah inspiratif yang dialami oleh sahabat dari
penulis lagu ini.
Kisah ini berawal ketika Jason masih
duduk di bangku SMP.
Suatu hari Jason didatangi oleh
sahabatnya yang sambil menangis dan berkata, “Jason, saya hamil …”
Mendengar hal itu
Jason sangat bingung.
Pengakuan darinya
membuat Jason shock.. ketika sahabatnya berkata, “Saya dihamili Papa saya,
Jason…., antarkan saya pulang…”
Bagai tersambar
petir di siang bolong Jason mendengar pengakuan tersebut dan dia tidak tahu
harus berbuat apa.
Sesampai di
rumahnya, dia berteriak histeris kepada mamanya dan berteriak, “Mama, bunuh
anak dalam kandungan ini!”
Setiap hari anak
perempuan ini hanya bisa menjerit-jerit .. hanya bisa berteriak-teriak ..
hingga banyak orang yang menganggap dia gila.
Akhirnya
diputuskan bahwa dia harus keluar dari sekolah dan tinggal di tempat
pengasingan.
Dia dibuatkan
sebuah pondok di perkebunan mewah milik ayahnya dan disana kedua tangan dan
kakinya di rantai .. dia dipasung di dalam pondok tersebut.
Keadaan ini
berlangsung hingga 14 tahun lamanya.
Pada suatu saat
ketika pasungnya terlepas .. hal pertama yg ingin dia lakukan adalah bunuh diri
karena dia merasa bahwa sudah tidak punya masa depan lagi .. terlebih lagi
karena kehormatannya sebagai seorang wanita telah direnggut oleh ayah
kandungnya sendiri.
Dia mencari
sebilah pisau dan ingin bunuh diri.
“Tuhan Yesus,
mengapa saya harus mengalami seperti ini?”, jeritnya sambil menangis.
“Ampuni saya Tuhan
Yesus, saya sudah tidak kuat lagi”.
Saat dia ingin
memotong urat nadi tangan sebelah kirinya .. tiba-tiba dia merasa seperti ada
sesuatu yg menahan tangan kanannya.
Dia mencoba lagi
.. dan mencoba lagi .. tapi tetap ada sesuatu menahannya untuk melakukan hal
tersebut .. hingga akhirnya dia sadar bahwa ada sesuatu hal diluar dirinya dan
tidak dapat dikendalikan olehnya sedang memegang tangannya tersebut.
Dia menangis
sejadi-jadinya .. menjerit histeris.. dan merasakan ada sebuah pribadi yg
memeluknya.
Dia tetap menangis
dan mengeluhkan beban dan permasalahan yang seakan tidak ada jalan keluar.
Dan akhirnya
berteriak, "Tuhan .. dimana Engkau saat aku diperkosa oleh papa?"
Hanya terdengar
suara, ”Ampuni papamu.. kasihi papamu..”.
Perempuan ini
menolak untuk mengampuni ayahnya.
Tapi akhirnya dia
sadar dan berkata, “Tuhan, aku mau mengampuni papa..”
Dan seketika itu
juga dia merasakan damai sejahtera dalam hidupnya untuk pertama kali semenjak
dia mengalami kejadian buruk itu dan dipasung selama bertahun-tahun.
Lalu perempuan ini
memotong rambutnya yang panjang.. dia menyikat giginya.. dan pulang ke rumah
orang tuanya.
Sampai di depan
pintu .. dia melihat ada seorang pria tua yg kurus sedang duduk di atas kursi
roda.
Dia terkejut saat
sadar bahwa pria itu adalah ayahnya.
“Papa…”, perempuan
ini berkata lirih dan memanggil ayahnya. Ayahnya menoleh.
“Papa…”, perempuan
ini sekali lagi memanggil ayahnya sambil terisak. Ayahnya menoleh ..
memandangnya diam dan tidak berkata apa-apa.
Ternyata ayahnya
terkena penyakit stroke yang mengakibatkan dia lumpuh.
Anak perempuan ini
begitu tersentuh melihat keadaan ayahnya.. dan dia melihat air mata yang
mengalir di pipi ayahnya.
"Papa",
perempuan ini menangis dan berlari menghampiri ayahnya.
Dia memeluk
ayahnya erat-erat dan berkata, "Ampuni saya papa, karena selama empat
belas tahun saya tidak dapat mengampuni papa”.
Mereka berdua
menangis dan berpelukan dalam tangis kelepasan. Sejak saat itu juga, kehidupan
perempuan itu dipulihkan.
Betapa ku mencintai
Segala
yang t’lah terjadi
Tak
pernah sendiri
Jalani
hidup ini
Selalu
menyertai
Betapa ku menyadari
Di dalam
hidupku ini
Kau
selalu memberi
Rancangan
terbaik
Oleh karena kasih..
Bapa.. sentuh hatiku
Ubah
hidupku
Menjadi
yang baru
Bagai..
emas yang murni
Kau
membentuk bejana hatiku
Bapa.. ajarku mengerti
Sebuah
kasih yang selalu memberi
Bagai air
mengalir
Dan tiada
pernah berhenti..
No comments:
Post a Comment