Monday, February 27, 2012

KETIKA AKU LONCAT DARI JENDELA KAMARKU


KETIKA AKU LONCAT 
DARI JENDELA KAMARKU


Kulihat pasangan serasi di lt.10 … sedang berkelahi saling memukul.

Kulihat Lusi yg selalu ceria di lt. 9 … sedang menangis.

Sinta di lt. 8 … menangkap basah kekasihnya sedang bercinta dg teman baiknya.

Rani, tetanggaku di lt. 7 … sedang minum obat anti depresi.

Di lt. 6 … si Joni pengangguran, masih sibuk mencari pekerjaan di koran.

Pak Soleh yang terhormat di lt.5 … sedang menjajal pakaian dalam istrinya.

Di lt. 4 … Rosi dan pacarnya lagi-lagi berantem.

Pak Martin, si Bapak tua di lt. 3 … masih menunggu kalau-kalau ada orang yg mengunjunginya.

Sebelum aku meloncat keluar dari jendela …
kupikir aku adalah orang yg plg tdk beruntung di muka bumi ini.

Tapi aku segera sadar bahwa setiap orang mempunyai masalah.
Dan setelah menyaksikan semua itu …
aku merasa hidupku tdk seburuk yg kuduga.

Orang-orang yg tadi kulihat … 
kini menonton aku yg sedang meluncur ke bawah.

Setelah menyaksikan semua yg mereka lihat …
mereka-pun sadar hidup mereka tdk seburuk yg mereka sangka.

“ Bunuh diri bukan pilihan. Hal itu terjadi ketika perasaan susah melampaui sumber daya untuk mengatasi perasaan susah tadi “

Monday, February 20, 2012

CINTA dan PERKAWINAN


CINTA dan PERKAWINAN


Suatu hari, Plato bertanya kepada gurunya, “Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa mendapatkannya?”

Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum terbentang luas di depan sana. Berjalanlah maju tanpa boleh berbalik atau mundur kembali. Jika kamu menemukan satu berkas yang menurutmu paling mengagumkan, ambillah. Itu artinya engkau telah menemukan cinta”.

Plato berjalan menyusuri ladang gandum dan akhirnya kembali dengan tangan kosong.

Gurunya bertanya, “Mengapa engkau tidak membawa satu berkas pun?”

Plato menjawab, “Sebab saya hanya boleh membawa satu berkas saja, dan pada waktu berjalan tidak boleh berbalik ataupun mundur kembali. Sebenarnya saya telah menemukan satu berkas yang paling mengagumkan, tetapi saya tak tahu apakah ada berkas yang lebih mengagumkan lagi di depan sana, jadi tidak saya ambil berkas tersebut. Ketika saya melanjutkan perjalanan lebih jauh, baru saya sadari bahwa berkas-berkas yang saya dapati kemudian tidak sebagus berkas yang tadi. Jadi pada akhirnya saya tidak mengambil satu berkas pun.”

Gurunya menjawab, “Ya itulah cinta”.

Di lain waktu, Plato bertanya pula kepada gurunya, “Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa mendapatkannya?”

Gurunya menjawab, “Ada hutan yang subur lebat terbentang di depan sana. Berjalanlah maju tanpa boleh berbalik atau mundur kembali. Jika kamu menemukan satu pohon yang menurutmu paling elok, tebanglah. Itu artinya engkau telah menemukan perkawinan”.

Plato berjalan, dan kemudian kembali dengan membawa sebatang pohon. Pohon yang dibawanya bukanlah pohon yang teramat elok, segar dan rimbun, tidak juga yang paling tinggi; melainkan biasa-biasa saja.

Gurunya bertanya, “Mengapa kamu menebang pohon macam itu?”

Plato pun menjawab, “Sebab, berdasarkan pengalaman sebelumnya, setelah menjelajah seluruh hutan, ternyata nantinya saya akan kembali dengan tangan kosong. Jadi, ketika saya melihat pohon ini, saya pikir ia cukup baik dan saya menyukainya, maka saya putuskan untuk menebangnya dan membawanya ke sini. Saya tak hendak kehilangan kesempatan untuk mendapatkannya”.

Gurunya pun menjawab, “Dan ya itulah perkawinan”.  


Saturday, February 4, 2012

Foot Prints (2)


Foot Prints  (2)


Bayangkan engkau dan Tuhan sedang berjalan bersama menyusuri pantai.
Sepanjang perjalanan, jejak-jejak kaki Tuhan tetap dan mantap, langkahnya nyaris tak berubah.

Namun, jejak-jejak langkahmu membentuk suatu alur yang tak teratur, dengan berbagai zigzag, langkah-langkah awal dan perhentian, membelok, putar haluan, pergi dan kembali lagi.

Hampir sepanjang perjalanan tampaknya jejak-jejak langkahmu meninggalkan alur yang demikian, tetapi, perlahan-lahan jejak langkahmu mulai lebih seirama dengan jejak langkah Tuhan, dan segera sama mantap dengan langkah-Nya.

Engkau dan Tuhan berjalan bersama sebagai sahabat sejati.

Tampaknya sempurna, tetapi kemudian sesuatu yang menarik terjadi: jejak-jejak langkahmu, yang tadinya meninggalkan bekas di atas pasir di samping jejak-jejak langkah Tuhan, sekarang berada tepat dalam jejak-jejak langkah-Nya.

Dalam jejak-jejak langkah kaki-Nya yang besar terdapat jejak-jejak langkah kakimu yang mungil, engkau dan Tuhan menjadi satu!

Hal ini berlangsung hingga beberapa mil jauhnya, tetapi perlahan-lahan engkau memperhatikan terjadinya suatu perubahan lain. Jejak-jejak kaki mungil dalam jejak-jejak kaki yang lebih besar, kini tampak mulai membesar pula.

Pada akhirnya, jejak langkah kakimu pun menghilang. Sekarang hanya tinggal sepasang jejak langkah kaki; keduanya telah menyatu.

Hal ini berlangsung cukup lama, tetapi sekonyong-konyong sepasang jejak langkah kaki yang kedua muncul kembali. Kali ini tampaknya jauh lebih parah! Jejak-jejak zigzag di sana sini. Berhenti. Melangkah. Menyapu pasir. Bermacam-ragam jejak langkah yang kacau.

Engkau terkejut dan tergoncang. Segala mimpimu sirna sudah. Sekarang engkau berdoa:

“Tuhan, aku mengerti adegan yang pertama, dengan langkah-langkah zigzag yang berubah menjadi seirama. Aku seorang umat Kristiani baru; aku baru belajar. Tetapi Engkau berjalan melintasi badai dan membantuku belajar untuk berjalan besama-Mu.”

“Ya, benar.”

“Dan ketika jejak-jejak langkah yang mungil itu berada dalam jejak-jejak langkah-Mu, sesungguhnya aku sedang belajar berjalan menurut jejak-jejak langkah-Mu, mengikuti-Mu dengan seksama.”

“Baik sekali. Sejauh ini engkau telah memahami semuanya dengan baik.”

“Ketika jejak-jejak kaki yang mungil itu tumbuh besar dan mengisi penuh jejak-jejak kaki-Mu, aku pikir aku menjadi serupa dengan Engkau dalam segala hal.”

“Tepat.”

“Jadi Tuhan, adakah terjadi kemunduran atau sesuatu? Jejak-jejak langkah itu terpisah dan kali ini lebih parah dari yang pertama.”

Jeda sejenak, sementara Tuhan menjawab dengan nada mesra dalam suara-Nya.

“Tidak tahukah engkau? Itulah saat-saat di mana kita menari bersama!”







“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya: ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari.” ~ Pengkhotbah 3:1,4 

Foot Prints (1)


Foot Prints  (1)


Semalam aku bermimpi sedang berjalan menyisir pantai bersama Tuhan.
Di cakrawala terbentang adegan kehidupanku. Pada setiap adegan, aku melihat dua pasang jejak kaki di pasir, sepasang jejak kakiku dan sepasang lagi jejak kaki Tuhan.

Setelah adegan terakhir dari kehidupanku terhampar di hadapanku, aku menoleh ke belakang melihat jejak kaki di pasir. Aku memperhatikan bahwa berkali-kali sepanjang jalan hidupku .. terutama pada saat-saat paling gawat dan mencekam hanya terdapat sepasang jejak kaki saja.

Hal ini benar-benar membuat aku sangat kecewa .. maka aku bertanya kepada Tuhan, ”Tuhan dimanakah Engkau? Engkau mengatakan bila aku memutuskan untuk mengikuti Engkau, Engkau akan berjalan bersama aku sepanjang jalan hidupku. Namun aku memperhatikan bahwa pada saat-saat paling gawat dan beban berat menindas hidupku hanya terdapat sepasang jejak kaki saja, dan aku tidak mengerti pada waktu aku sangat membutuhkan Engkau justru Engkau meninggalkan aku”.

Tuhan menjawab, ”Anak-Ku .. engkau sangat berharga di mata-Ku. Aku sangat mengasihi engkau dan Aku tidak akan meninggalkan engkau. Pada waktu engkau dalam bahaya dan penderitaan, engkau hanya melihat sepasang jejak kaki saja karena pada waktu itu Aku menggendong engkau”.

COLORS


This poem was nominated by UN 
as the best poem of 2006  



When I born… I black
When I grow up… I black
When I go in sun… I black
When I scared… I black
When I sick… I black
And when I die… I still black



And you white fellow
When you born… you pink
When you grow up… you white
When you go in sun… you red
When you cold… you blue
When you scared… you yellow
When you sick… you green
And when you die… you gray



And you calling me colored?

Friday, February 3, 2012

Tuhan Hanya Sejauh DOA



Tuhan Hanya Sejauh DOA


Apakah doa dapat mengubah suatu keadaan secara tiba-tiba ?
Tidak .. tidak selalu, tetapi doa akan mengubah caramu memandang situasi tersebut!
 

Apakah doa mengubah kondisi keuanganmu dimasa depan?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah kepada siapa engkau berharap untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari!


Apakah doa mengubah hati yang hancur atau tubuh yang rusak ?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah sumber kekuatan dan sumber penghiburanmu!


Apakah doa mengubah apa yang kau butuhkan & inginkan ?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah kebutuhanmu menjadi sesuai dengan keinginan Tuhan!


Apakah doa mengubah caramu melihat dunia?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah dengan mata siapa kau akan melihat dunia!


Apakah doa mengubah penyesalanmu di masa lalu?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubah harapanmu di masa depan!


Apakah doa mengubah orang-orang disekitarmu ?
Tidak, tidak selalu, tetapi doa akan mengubahmu-masalah tidak selalu terletak dalam diri orang-orang disekitarmu!


Apakah doa mengubah hidupmu dengan cara yang tidak dapat kau jelaskan?
Oh, ya, selalu! dan doa akan benar- benar mengubah seluruh dirimu!

 
Apakah doa sungguh mengubah segala sesuatu ?
 YA, Doa sungguh mengubah segala sesuatu.     

Arti dari PERKAWINAN

Meaning of Marriage

Initially … Marriage is a FELLOWSHIP, where two hearts become one.

Marriage is a TOGETHERNESS and FRIENDSHIP.
Live together, work together and do things together.

Marriage is UNDERSTANDING.
They are blind to the faults running mate
Full understanding of all things, time, feelings and desires of their partner.

Marriage means CAUTION.
They are very caring. They are willing to leave his own interests for the sake of caring partner.

Marriage means VIRTUE.
They said the words good and put his words into action.

Marriage means SUPPORT.
They supported the efforts of her partner in all situations and conditions.
They gave moral support, physical, prayer, support the whole person.
They give the spirit when her partner discouraged. They
bent down to lift his partner.
They reinforces weak heart when their partner felt down.

Marriage means COMMUNICATIONS honestly and openly.
They are willing to open our hearts to share their thoughts with the deepest humility.

Marriage means to talk, pray, dialogue, and AGREE together.
Marriage does not let any walls built between them by ignoring the couple .... but look for creative solutions.

Marriage means SACRIFICE.
They gave himself for loved ones.
There is a willingness to give in, let go of personal interests to please their partner.

Marriage means COMPASSION.
They would rather be happy with their partner than be happy alone.

Marriage is a relationship MUTUAL give and take.
In marriage there is a turn - mutual responsibility, not only the unilateral responsibility.

Marriage means the subjugation of SELF. They gave the opportunity to partner.

Married with one another means learning from each other.

Marriage means OPEN - MINDED .... Walking in the partner’s shoes as far as 5 mils.

Marriage means to LISTEN and UNDERSTAND EACH OTHER.

Marriage means the PRESENT for the couple in good times and bad.
Hand in hand and walk together in all circumstances ... fragile or sturdy, heavy as any test and challenge in life.

LEARNING PROCESS wedding let the little things pass.

Marriage must have a sense of HUMOR … can relax together, enjoy together.

Marriage is an exploration TRAVEL.
Find each other and learn about the uniqueness that done and said to their partner.

Marriage means to RESPECT each other.
In the wedding ... the couple learn to TRUST each other.

Marriage means ACCEPT each other what their partner is.
Marriage brought the realization that they are incomplete without their partner.

Marriage becomes the ultimate strengthening and satisfying way of life.