Kisah nyata dari seseorang ... yang episode hidupnya sempat
dilewati di dalam penjara.
Bermula
dari hal yang sepele.
Lelaki itu kehabisan odol di penjara. Malam itu adalah
malam terakhir bagi odol di atas sikat giginya. Tidak ada sedikitpun odol yang
tersisa untuk esok hari. Dan ini jelas-jelas sangat menyebalkan.
Istri yang telat berkunjung, anak-anak yang melupakannya,
diabaikan oleh para sahabat, muncul menjadi kambing hitam yang sangat
menjengkelkan.
Sekonyong-konyong lelaki itu merasa sendirian, bahkan
lebih dari itu : "Tidak berharga!"
Tertutup bayangan hitam yang kian membesar dan menelan
dirinya itu, tiba-tiba saja pikiran nakal dan iseng muncul. Bagaimana jika ia
meminta odol pada Tuhan ?
Berdoa utk suatu kesembuhan sudah berkali-kali didengar. Meminta dibukakan jalan keluar bukan sesuatu
yang asing. Begitu pula dengan doa-doa kepada orang tua yang telah berpulang,
terdengar sangat gagah untuk diucapkan.
Tetapi meminta odol kepada Sang Pencipta… jutaan bintang
gemintang dan ribuan galaksi ...tentunya harus dipikirkan berulang-ulang kali
sebelum diutarakan. Sesuatu yang sepele dan mungkin tidak pada tempatnya.
Tetapi apa daya, tidak punya odol untuk esok hari… entah
sampai berapa hari, menjengkelkan hatinya amat sangat. Amat tidak penting bagi
orang lain, tetapi sangat penting bagi dirinya. Maka dengan tekad bulat dan
hati yang dikuat-kuatkan dari rasa malu, lelaki itu memutuskan untuk
mengucapkan doa yang ia sendiri anggap gila itu.
Ia berdiri ragu-ragu di pojok ruangan sel penjara, dalam
temaram cahaya, sehingga tidak akan ada orang yang mengamati apa yang ia
lakukan.
Kemudian dengan cepat, bibirnya berbisik: "Tuhan,
Kau mengetahuinya… aku sangat membutuhkan benda itu".
Doa selesai... Wajah lelaki itu tampak memerah. Terlalu
malu bibirnya mengucapkan kata “amin”.
Peristiwa itu berlalu begitu cepat, sehingga lebih mirip
dengan seseorang yang berludah di tempat tersembunyi. Tetapi walaupun demikian
ia tidak dapat begitu saja melupakan insiden tersebut. Sore hari diucapkan,
permintaan itu menggelisahkannya hingga malam menjelang tidur. Akhirnya, lelaki
itu tertidur walau dengan susah payah.
Tepat tengah malam, ia terjaga oleh sebuah keributan
besar di kamar selnya.
"Saya tidak bersalah Pak !!!, teriak seorang lelaki
gemuk dengan buntalan tas besar di pundak, dipaksa petugas masuk ke kamarnya,
" Demi Tuhan Pak !!! Saya tidak salah !!! Tolong
Pak... Saya jangan dimasukkan kesini Paaaaaaaak!!!"
Sejenak ruangan penjara itu gaduh oleh teriakan ketakutan
dari "tamu baru" itu.
"Diam!!" bentak sang petugas.
“Semua orang yang masuk ke ruangan penjara selalu
meneriakkan hal yang sama!! jangan harap kami bisa tertipu !!!"
"Tapi Pak...".
*Brrrraaaaaang!!!*
Pintu kamar itu pun dikunci dengan kasar. Petugas itu
meninggalkan lelaki gemuk dengan buntalan besarnya itu yang masih menangis
ketakutan.
Karena iba, lelaki penghuni penjara itu menghampiri teman
barunya. Menghibur sebisanya dan menenangkan hati lelaki gemuk itu. Akhirnya
tangisan mereda, karena lelah dan rasa kantuk ... mereka berdua pun kembali
tertidur pulas.
Pagi harinya, lelaki penghuni penjara itu terbangun
karena kaget. Kali ini karena bunyi tiang besi yang sengaja dibunyikan oleh
petugas. Ia terbangun dan menemukan dirinya berada sendirian dalam sel penjara.
Lho mana si gemuk, pikirnya. Apa tadi malam aku bermimpi
ya ? Ah masa iya, mimpi itu begitu nyata ?? Aku yakin dia di sini tadi malam.
"Dia bilang itu buat kamu !!", kata petugas
sambil menunjuk ke buntalan tas di pojok ruangan.
Lelaki itu segera menoleh dan segera menemukan benda yang
dimaksudkan oleh petugas. Serta merta ia tahu bahwa dirinya tidak sedang
bermimpi.
"Sekarang dia di mana Pak ?", tanyanya heran.
"Ooo dia sudah kami bebaskan, dini hari tadi, biasa
salah tangkap !", jawab petugas itu enteng.
“Saking senangnya orang itu bilang tas dan segala isinya
itu buat kamu".
Petugas pun pergi.
Lelaki itu masih ternganga beberapa saat, lalu segera
berlari ke pojok ruangan ingin memeriksa tas yang ditinggalkan si Gemuk
untuknya.
Tiba-tiba saja lututnya terasa lemas. Tak sanggup ia
berdiri.
"Ya... TUHAAAANNN!!!", laki-laki itu
mengerang.
Ia tersungkur di pojok ruangan, dengan tangan gemetar
dan wajah basah oleh air mata. Lelaki itu bersujud di sana, dalam kegelapan
sambil menangis tersedu-sedu.
Di sampingnya tergeletak tas yang tampak terbuka dan
beberapa isinya berhamburan keluar. Dan tampaklah lima kotak odol, sebuah sikat
gigi baru, dua buah sabun mandi, tiga botol sampo dan beberapa pakaian
sehari-hari.
Tuhan tidak berjanji akan memenuhi
semua keinginan kita…
Tetapi Ia akan selalu memenuhi setiap kebutuhan kita…
dengan cara apapun... yang terkadang tidak terselami oleh akal pikiran kita....
No comments:
Post a Comment