Friday, July 13, 2012

Odol dari Tuhan


Kisah nyata dari seseorang ... yang episode hidupnya sempat dilewati di dalam penjara.

Bermula dari hal yang sepele.
Lelaki itu kehabisan odol di penjara. Malam itu adalah malam terakhir bagi odol di atas sikat giginya. Tidak ada sedikitpun odol yang tersisa untuk esok hari. Dan ini jelas-jelas sangat menyebalkan.
Istri yang telat berkunjung, anak-anak yang melupakannya, diabaikan oleh para sahabat, muncul menjadi kambing hitam yang sangat menjengkelkan.

Sekonyong-konyong lelaki itu merasa sendirian, bahkan lebih dari itu : "Tidak berharga!"

Tertutup bayangan hitam yang kian membesar dan menelan dirinya itu, tiba-tiba saja pikiran nakal dan iseng muncul. Bagaimana jika ia meminta odol pada Tuhan ?
Berdoa utk suatu kesembuhan sudah berkali-kali didengar. Meminta dibukakan jalan keluar bukan sesuatu yang asing. Begitu pula dengan doa-doa kepada orang tua yang telah berpulang, terdengar sangat gagah untuk diucapkan.

Tetapi meminta odol kepada Sang Pencipta… jutaan bintang gemintang dan ribuan galaksi ...tentunya harus dipikirkan berulang-ulang kali sebelum diutarakan. Sesuatu yang sepele dan mungkin tidak pada tempatnya.
Tetapi apa daya, tidak punya odol untuk esok hari… entah sampai berapa hari, menjengkelkan hatinya amat sangat. Amat tidak penting bagi orang lain, tetapi sangat penting bagi dirinya. Maka dengan tekad bulat dan hati yang dikuat-kuatkan dari rasa malu, lelaki itu memutuskan untuk mengucapkan doa yang ia sendiri anggap gila itu.

Ia berdiri ragu-ragu di pojok ruangan sel penjara, dalam temaram cahaya, sehingga tidak akan ada orang yang mengamati apa yang ia lakukan.
Kemudian dengan cepat, bibirnya berbisik: "Tuhan, Kau mengetahuinya… aku sangat membutuhkan benda itu".
Doa selesai... Wajah lelaki itu tampak memerah. Terlalu malu bibirnya mengucapkan kata “amin”.

Peristiwa itu berlalu begitu cepat, sehingga lebih mirip dengan seseorang yang berludah di tempat tersembunyi. Tetapi walaupun demikian ia tidak dapat begitu saja melupakan insiden tersebut. Sore hari diucapkan, permintaan itu menggelisahkannya hingga malam menjelang tidur. Akhirnya, lelaki itu tertidur walau dengan susah payah.

Tepat tengah malam, ia terjaga oleh sebuah keributan besar di kamar selnya.
"Saya tidak bersalah Pak !!!, teriak seorang lelaki gemuk dengan buntalan tas besar di pundak, dipaksa petugas masuk ke kamarnya,
" Demi Tuhan Pak !!! Saya tidak salah !!! Tolong Pak... Saya jangan dimasukkan kesini Paaaaaaaak!!!"

Sejenak ruangan penjara itu gaduh oleh teriakan ketakutan dari "tamu baru" itu.
"Diam!!" bentak sang petugas.

“Semua orang yang masuk ke ruangan penjara selalu meneriakkan hal yang sama!! jangan harap kami bisa tertipu !!!"
"Tapi Pak...".

*Brrrraaaaaang!!!*
Pintu kamar itu pun dikunci dengan kasar. Petugas itu meninggalkan lelaki gemuk dengan buntalan besarnya itu yang masih menangis ketakutan.
Karena iba, lelaki penghuni penjara itu menghampiri teman barunya. Menghibur sebisanya dan menenangkan hati lelaki gemuk itu. Akhirnya tangisan mereda, karena lelah dan rasa kantuk ... mereka berdua pun kembali tertidur pulas.

Pagi harinya, lelaki penghuni penjara itu terbangun karena kaget. Kali ini karena bunyi tiang besi yang sengaja dibunyikan oleh petugas. Ia terbangun dan menemukan dirinya berada sendirian dalam sel penjara.
Lho mana si gemuk, pikirnya. Apa tadi malam aku bermimpi ya ? Ah masa iya, mimpi itu begitu nyata ?? Aku yakin dia di sini tadi malam.

"Dia bilang itu buat kamu !!", kata petugas sambil menunjuk ke buntalan tas di pojok ruangan.
Lelaki itu segera menoleh dan segera menemukan benda yang dimaksudkan oleh petugas. Serta merta ia tahu bahwa dirinya tidak sedang bermimpi.

"Sekarang dia di mana Pak ?", tanyanya heran.
"Ooo dia sudah kami bebaskan, dini hari tadi, biasa salah tangkap !", jawab petugas itu enteng.
“Saking senangnya orang itu bilang tas dan segala isinya itu buat kamu".

Petugas pun pergi.
Lelaki itu masih ternganga beberapa saat, lalu segera berlari ke pojok ruangan ingin memeriksa tas yang ditinggalkan si Gemuk untuknya.
  
Tiba-tiba saja lututnya terasa lemas. Tak sanggup ia berdiri.
"Ya... TUHAAAANNN!!!", laki-laki itu mengerang.
Ia tersungkur di pojok ruangan, dengan tangan gemetar dan wajah basah oleh air mata. Lelaki itu bersujud di sana, dalam kegelapan sambil menangis tersedu-sedu.

Di sampingnya tergeletak tas yang tampak terbuka dan beberapa isinya berhamburan keluar. Dan tampaklah lima kotak odol, sebuah sikat gigi baru, dua buah sabun mandi, tiga botol sampo dan beberapa pakaian sehari-hari.


Tuhan tidak berjanji akan memenuhi semua keinginan kita…
Tetapi Ia akan selalu memenuhi setiap kebutuhan kita… dengan cara apapun... yang terkadang tidak terselami oleh akal pikiran kita.... 

No comments:

Post a Comment